Tips Lancar Menjadi Guru Model Saat Akreditasi Tingkat Sekolah Dasar
Inilah Tips Lancar Menjadi Guru Model Saat Akreditasi Tingkat Sekolah Dasar
Aistijournal - Akreditasi merupakan proses evaluasi dan penilaian terhadap lembaga sekolah yang dilakukan oleh suatu tim pakar sejawat atau biasa disebut sebagai tim asesor berdasarkan standar mutu yang telah ditetapkan. Pada tingkat sekolah dasar, lembaga resmi pelaksana akreditasi dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional-Sekolah/Madrasah (BAN S/M). Akreditasi ini merupakan kegiatan yang penting dilaksanakan pada setiap sekolah agar setiap Warga Negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu.
Momen akreditasi pada tingkat sekolah dasar dilakukan setiap lima tahun sekali. Selain penilaian standar yang terdiri dari delapan standar yang diambil dari Daftar Isian Akreditasi (DIA), pada pelaksanaanya, akan ditunjuk dua guru sebagai guru model. Satu guru model pada kelas rendah dan satu guru model untuk kelas tinggi. Berikut tips lancar menjadi guru model saat akreditasi menurut pengalaman pribadi penulis.
1. Yakin dan percaya diri
Menjadi guru model saat akreditasi perlu memantapkan diri agar berjalan lancar. Tidak perlu ragu atas apa yang akan dilakukan. Lakukan inisiatif dan spontanitas yang tepat. Sebisa mungkin berimprovisasi dengan berbagai situasi yang akan dihadapi.
2. Persiapkan segala sesuatu dengan matang
Sebagaimana umumnya sebelum melakukan pembelajaran, secara administrasi guru perlu menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sebagai guru model harus menyiapkan RPP yang benar-benar sesuai dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas. RPP yang dibuat harus lengkap semua komponennya secara detail. Bila perlu lampirkan lembar kerja yang akan dipergunakan saat pembelajaran. Siapkan dua rangkap karena pada umumnya tim asesor secara langsung akan menilai dan menulis saran pada RPP yang digunakan guru model pada saat pembelajaran.
Persiapkan kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Sehingga susana saat pembelajaran berlangsung menjadi hidup dan nyata, tidak dibuat-buat. Pilih materi yang masih berhubungan erat dengan materi sebelumnya. Ini dilakukan agar melibatkan partisipasi siswa pada saat tanya jawab maupun presentasi dan refleksi.
3. Lakukan ice-breaking saat apersepsi dan setiap jeda pembelajaran
Apersepsi merupakan momen penting sebelum memulai pembelajaran inti. Karena pada saat apersepsi akan menentukan semangat dan antusias siswa serta partisipasi siswa pada pembelajaran yang akan dilakukan. Bila perlu lakukan ice-breaking yang sesuai dengan apersepsi terkait materi pelajaran yang akan dibahas pada kegiatan pembelajaran.
4. Melakukan pembelajaran sebagaimana biasanya
Menurut saya pribadi, guru model tidak perlu melakukan gladi/simulasi pembelajaran yang akan dilaksanakan sebelum akreditasi. Karena itu membuat siswa menjadi tahu dan hapal materi yang akan dibahas. Improvisasi guru model saat pembelajaran akan menjadi nilai plus bagi guru model dari asesor. Lakukan pembelajaran sebagaimana biasanya dengan lebih tertib sesuai RPP yang dibuat.
Berbekal percaya diri lakukan pembelajaran sebagaimana biasanya. Bila perlu anggaplah seolah-olah tidak ada asesor yang sedang melihat pada guru model. Beri salam seperlunya saja saat sebelum memulai pembelajaran dan sesudah pembelajaran. Berdasarkan pengalaman pribadi penulis, tidak perlu sering-sering memandang ke arah asesor.
5. Menggunakan media interaktif dan adakan permainan
Persiapkan media dan permainan yang sesuai dengan materi pembelajaran. Media interaktif pembelajaran sesuai fungsinya akan menjadikan siswa lebih mudah memahami konsep pembelajaran dan melibatkan siswa secara aktif. Adakan permainan seperti kuis untuk menguji pemahaman siswa sebelum proses penilaian.
6. Lakukan reward yang variatif dan ketahui semua nama siswa
Reward bisa secara lisan maupun dengan gerakan tertentu. Secara lisan bisa dengan mengatakan kata-kata penghargaan kepada siswa seperti hebat, super, brilian, dan sebagainya. Dengan gerakan bisa dengan mengacungkan jempol, memberikan tepuk tangan, high-five, dan lain sebagianya. Atau dengan meminta teman sekelas untuk melukan reward bersama seperti mengucapkan hebat bersama sambil tepuk tangan yang tentunya akan membuat suasana pembelajaran menjadi lebih hidup dan tidak kaku.
7. Lakukan refleksi dan beri umpan balik pada siswa
Sebagaimana umumnya refleksi dan umpan balik perlu dilakukan untuk memastikan bahwa siswa telah memahami materi yang telah dibahas pada kegiatan pembelajaran. Pemahaman siswa pada materi yang dibahas menjadi nilai plus bagi guru model karena telah menyampaikan materi pelajaran dengan secara tepat kepada siswa.
Demikian tips menjadi guru model untuk kegiatan akreditasi sesuai pengalaman pribadi penulis. Jika berkenan, silahkan kirim kriktik dan saran pada kolom komentar. Semoga bermanfaat.