Contoh Cerpen : Mari Menghargai Waktu
Mari Menghargai Waktu Oleh: Santi Hendriyeti
Senang tak terkira hati Lumu. Ia terpilih mewakili sekolahnya untuk ikut dalam kegiatan Perkemahan Sains di kabupaten. Tak sia-sia rasanya. Kecintaannya pada sains akan membawanya bertemu teman-teman baru -sesama pencinta sains- dari berbagai daerah. Sudah terbayang olehnya, pasti kegiatan perkemahan tersebut akan ramai dan seru.Hari itu, lokasi perkemahan ramai oleh anak-anak dari berbagai daerah. Lumu akan tinggal di dalam sebuah tenda, bersama beberapa teman barunya. Juna, Irawan, dan Dino adalah beberapa teman yang dikenalnya di sana. Mereka berempat langsung akrab, ramai bercerita tentang daerah masing-masing. Walaupun dikemas dalam bentuk perkemahan yang menyenangkan, namun disiplin peserta tetap diperhatikan.
Dini hari, para peserta diwajibkan berkumpul di lapangan untuk olahraga pagi. Bahkan ada pencatatan kehadiran untuk tiap kegiatan. Dingin udara pagi terasa menusuk, namun bel tanda berkumpul sudah dibunyikan. Segera Lumu membangunkan teman-teman setendanya. Sambil menguap malas, melepas bungkus selimut mereka perlahan keluar berkumpul di lapangan.
Setelah senam pagi dimulai, tubuh mulai terasa hangat. Ditambah lagi dengan hangatnya perut akibat menu sarapan bubur kacang hijau yang disediakan panitia. Kantuk tak lagi terasa. Bergegas Lumu dan teman-teman kembali ke tenda untuk mandi pagi.
Setelahnya mereka harus berkumpul lagi memulai kegiatan jelajah sains. Bergantian Lumu, Irawan, dan Dino mandi di deretan kamar mandi perkemahan. Sampai di tenda, mereka melihat Juna meringkuk lelap di balik selimut. “Hai, Juna. Ayo, mandi pagi. 10 menit lagi kita harus berkumpul di tenda jelajah sains” ujar Lumu mengingatkan Bergeming Juna di balik selimutnya. Hanya gumaman pelan yang terdengar. “Ah, aku ngantuk sekali. Biar saja, ‘kan tadi kita sudah mengisi lembar catatan kehadiran pagi. Di antara peserta sebanyak ini, tidak ada yang tahu aku tidak hadir. Nanti saja agak siang aku menyelinap ke sana. “ ujar Juna malas. “Wah, kok begitu, Juna? tukas Dino. “Rugi dong.
Kamu sudah sampai di sini, tetapi tidak memanfaatkan waktu dengan baik. “ tambahnya. “Iya, Juna. Rugi.” timpal Irawan. “Memang sih, mungkin tidak ada yang tahu kamu tidak hadir. Tetapi apa gunanya kita di sini kalau hanya untuk mencatat nama di daftar kehadiran ?” tanyanya. “Itu ‘kan namanya kamu mengorupsi waktu, Juna.” tambah Irawan lugas. “Waktu yang seharusnya kamu manfaatkan untuk menambah ilmu, malah kamu pergunakan untuk menambah tidur.
Apa yang akan kamu bagikan kepada teman-temanmu setelah pulang nanti?” Irawan terus berbicara pada Juna. “Iya, Juna. Pasti ada alasan yang baik, sehingga sekolahmu mempercayai kamu untuk hadir di sini. Jangan membuang kesempatan, jangan mengecewakan teman-teman yang menunggumu pulang untuk berbagi ilmu.” Lumu ikut menambahkan. “Aaah..kalian ini. Manalah aku dapat tidur kalau kalian berisik sekali berbicara bersahutan.” tukas Juna sambil menyibak selimutnya. Juna tidak marah, ia bahkan tersenyum. “Tetapi memang benar apa yang kalian katakan,”ujarnya. “Tidak sepantasnya aku hanya mencantumkan nama di daftar hadir.
Aku ini utusan sekolah. Tidak patut aku mengorupsi waktu hanya untuk menambah waktu tidurku. Untung saja aku kenal dengan kalian, teman-teman baruku yang kritis. ”tambah Juna, bergegas berdiri. “Beri aku waktu 7 menit, ya! Aku segera menyusul kalian di tenda jelajah sains!” teriak Juna sambil berlari ke kamar mandi. Lumu senang menjadi bagian dalam Perkemahan Sains. Memang banyak hal yang dapat dipelajari di sana. Teman baru, ilmu baru, dan tentunya ... menghargai waktu.