Lirik Lagu Ibu Kita Kartini dan Sejarahnya
Lagu Wajib Nasional
Lagu wajib nasional adalah lagu-lagu yang secara resmi diakui dan diadopsi oleh suatu negara sebagai bagian dari warisan budaya dan identitas nasional mereka. Lagu-lagu ini sering kali memiliki makna historis, sosial, atau politis yang penting bagi negara tersebut dan digunakan dalam berbagai acara dan peringatan nasional. Lagu wajib nasional dapat menjadi simbol kesatuan dan kebanggaan nasional.
Lagu wajib nasional adalah bagian penting dari identitas nasional suatu negara dan mengandung pesan-pesan tentang nilai-nilai, sejarah, dan cita-cita nasional.
Lagu Ibu Kita Kartini adalah bagian dari peringatan dan penghormatan terhadap Raden Ajeng Kartini, seorang tokoh perempuan Indonesia yang dikenal karena perjuangan dan kontribusinya dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan pendidikan bagi perempuan pada awal abad ke-20. Lagu ini sering dinyanyikan dalam upacara-upacara sekolah atau acara-acara lain yang berkaitan dengan peringatan Hari Kartini, yang diperingati setiap tahunnya pada tanggal 21 April untuk mengenang jasa-jasa Kartini dalam perjuangan emansipasi wanita di Indonesia.
Lirik Lagu Ibu Kita Kartini
Ibu kita kartini
Putri sejati
Putri Indonesia
Harum namanya
Ibu kita kartini
Pendekar bangsa
Pendekar kaumnya
Untuk merdeka
Reff:
Wahai ibu kita kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia
Ibu kita kartini
Putri jauh hari
Putri yang berjasa
Se Indonesia
Reff:
Wahai ibu kita kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia
Sejarah Lirik Lagu 'Ibu Kita Kartini'
Dilansir buku berjudul W.R Supratman: Guru Bangsa Indonesia oleh Lilis Nikhwan, ada latar belakang sejarah di balik lirik lagu 'Ibu Kita Kartini'. Diketahui terciptanya lagu tersebut terjadi saat Kongres Wanita Indonesia I yang dilaksanakan di Yogyakarta pada 22-25 Desember 1928.
Saat Kongres dilaksanakan, perjuangan wanita kelahiran Jepara, Raden Ajeng Kartini disorot. Terlebih tulisan-tulisannya yang dimuat dalam buku Door Duisternis tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang) yang disusun seorang Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda, J.H Abendanon menyita perhatian.
Buku tersebut diterbitkan pada tahun 1911 dengan Bahasa Belanda, sehingga banyak warga pribumi yang saat itu kesulitan membacanya. Pada tahun 1912, buku tersebut kemudian diterbitkan dalam bahasa melayu dan diberi judul " Habis Gelap Terbitlah Terang; Boeah Pikiran".
Dari situlah rasa penasaran seorang WR Supratman dimulai. Ia pun membaca buku tersebut dan memutuskan menciptakan lagu Ibu Kita Kartini.
WR Supratman berharap lagu yang diciptakannya bisa menjadi contoh wanita Indonesia untuk mengikuti perjuangan Kartini.
"Alangkah baiknya saya mengubah lagu untuknya, agar wanita Indonesia lebih mengenal dan mengikuti jejaknya, serta menghargai jasa-jasanya," demikian disampaikan WR Supratman yang dikenal menciptakan berbagai lagu nasional.
Diketahui hari lahir Kartini pada 21 April diperingati sebagai Hari Kartini, yang tertuang dalam instruksi Keputusan Presiden Republik Indonesia No 108 Tahun 1964, pada tanggal 2 Mei 1964. Presiden Sukarno juga menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.
Kini lirik lagu 'Ibu Kita Kartini' serta sejarah di baliknya sudah diketahui. Sosok R.A Kartini juga dikenal dengan quotes-quotes bijaknya yang disarikan dari surat-suratnya kepada sahabatnya di Belanda. Simak informasinya di halaman berikut ini.
Dikutip dari buku 'Celoteh RA Kartini: 232 Ujaran Bijak Sang Pejuang Emansipasi' oleh Ahmad Nurcholish (2018), berikut quotes Hari Kartini yang bisa dijadikan pengingat para wanita:
- Janganlah kami coba dengan paksa mengubah adat kebiasaan negeri kami ini; bangsa kami yang masih seperti anak-anak itu, akan mendapat yang dikehendakinya, yang mengkilap bercemerlangan. Kemerdekaan perempuan tak boleh tidak akan datang juga; pasti akan datang jua, hanyalah tiada dapat dipercepat datangnya (Surat kepada Nyonya van Kol, 1 Agustus 1903)
- Jangan biarkan kegelapan kembali datang, jangan biarkan kaum wanita kembali diperlakukan semena-mena
- Perempuan adalah pembawa peradaban
- Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu, tapi satu-satunya hal yang benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri
- Tahukah engkau semboyanku? 'Aku mau' Dua patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung dan membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata 'Aku tiada dapat' melenyapkan rasa berani. Kalimat 'Aku mau' membuat kita mudah mendaki puncak gunung
- Perempuan yang pikirannya telah dicerdaskan, pemandangannya telah diperluas, tak akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya
- Seorang guru bukan hanya sebagai pengasah pikiran saja, melainkan juga sebagai pendidik budi pekerti
- Tetapi apalah artinya pandai dalam ilmu yang hendak diajarkan itu, apabila ia tidak dapat menerangkan secara jelas kepada murid-murid
- Kita dapat menjadi manusia sepenuhnya, tanpa berhenti menjadi wanita seutuhnya
- Kami di sini memohon diusahakannya pengajaran dan pendidikan anak-anak wanita, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak wanita itu menjadi saingan laki-laki dalam hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya yang diserahkan alam (sunatullah) sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama