Contoh Makalah IPA Kelas VI Dengan Metode Bervariasi dan Menyenangkan
Makalah IPA Kelas VI Dengan Metode Bervariasi dan Menyenangkan
1. Identifikasi MasalahBelajar pada hakekatnya merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar, untuk menghasilkan perubahan tingkah laku pada setiap diri individu kearah yang lebih baik. Baik dalam ranah kognitif (pengetahuan), psikomotor (keterampilan), maupun dalam bentuk sikap.
Menurut Gagne, belajar itu merupakan suatu proses yang memungkinkan seseorang untuk mengubah tingkah lakunya cukup cepat, dan perubahan tersebut bersifat relaatif tetap, sehingga perubahan yang serupa tidak perlu terjadi berulang kali setiap menghadapi situasi yang baru. Seseorang dapat mengetahui belajar telah berlangsung pada diri seseorang apabila dia mengamati adanya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, dan perubahan tersebut bertahan lama ( Sapriati, dkk., 2014 :1.37).
Sedangkan menurut filosofi Konstruktivisme dalam pendidikan, belajar adalah kegiatan aktif, dimana peserta didik membangun sendiri pengetahuannya melalui suatu proses penyesuaian konsep dan ide-ide baru dengan kerangka berfikir yang telah ada dalam pemikiran mereka. Jadi peserta didik sendirilah yang bertanggung jawab atas hasil belajarnya. Mereka membawa pengertiannya yang lama dalam situasi belajar yang baru. Mereka sendiri yang membuat penalaran atas apa yang dipelajarinya dengan cara mencari makna, membandingkannya dengan apa yang telah diketahui serta menyelesaikan ketegangan Antara apa yang telah ia ketahui dengan apa yang ia perlukan dalam pengalaman yang baru. Sedangkan mengajar adalah proses membantu seseorang agar dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Kegiatan mengajar bukanlah mentransfer pengetahuan dari guru ke murid, melainkan membantu murid agar dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri lewat kegiatannya terhadap fenomena dan obyek yang ingin diketahui ( Suparno, 1997).
Berdasarkan pengertian belajar mengajar tersebut, maka dalam proses pembelajaran penyediaan prasarana dan situasi yang memungkinkan terjadinya dialog atau proses interaksi secara kritis perlu dikembangkan. Guru hanya berperan sebagai mediator dan fasilitator agar proses belajar siswa berjalan dengan baik. Tugas guru sebagai mitra yang aktif bertanya, merangsang pmikiran, menciptakan persoalan, membiarkan siswa mengungkapkan ide dan konsepnya, serta kritis menguji konsep siswa, supaya informasi menjadi lebih bermakna dan relevan bagi siswa. Saatu hal yang sangat urgen yaitu menghargai dan menerima pemikiran siswa apa adanya, sambil menunjukan apakah pemikiran itu jalan atau tidak. Secara ringkas bahwa guru sifatnya hanya membantu siswa pada tingkat pemahaman yang lebih baik, tetapi diusahakan agar siswa itu sendiri yang melakukan.
Pada intinya siswa belajar melalui benda nyata untuk memaknai konsep abstrak siswa membutuhkan objek yang nyata sebagai perantara atau visualisasinya. Konsep abstrak itu dicapai melalui fase-fase belajar yang berlainan. Bahkan orang dewasapun yang sebagian besar telah dapat memaknai konsep abstrak, pada kondisi tertentu masih membutuhkan visualisasi.
Belajar siswa akan lebih meningkat jika ada motivasi untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran guru harus bias membuat proses belajar mengajarnya dengan menarik, sehingga suasana kelas begitu menyenangkan, yang pada akhirnya ada umpan balik bagi guru dengan baik. Selanjutnya konsep abstrak yang baru dipahami siswa itu akan mengendap, melekat dan tahan lama jika siswa belajar melalui pengamatan dan perbuatan, hal ini mudah dimengerti bagi siswa.
Dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran pada mata pelajaran IPA, diharapkan siswa akan lebih termotivasi dan lebih bertanggung jawab. Begitu pula penggunaan media/alat peraga sangat membantu siswa untuk memudahkan pemahaman suatu konsep, sehingga akan meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
Meskipun masalah pendidikan begitu kompleks, namun pada akhirnya dalam kondisi tertentu semua itu bermuara pada peranan guru dalam memainkan seluruh komponen pendidikan secara harmonis, yang akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Salah satu komponen peningkatan-peningkatan mutu pendidikan di SD adalah sarana dan prasarana pendidikan termasuk di dalamnya penggunaan media belajar atau alat peraga pendidikan dan penggunaan metode pembelajaran yang tepat.
Namun harapan-harapan yang dikemukakan diatas bahwa kondisi dan kemampuan siswa kelas VI di SD Negeri Patrol Lor II, Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu berbanding terbalik. Hal ini setelah dilakukan kegiatan pra Siklus, masih banyak siswa yang belum menguasai pembelajaran IPA Cara Perkembangbiakan Pada Hewan. Motivasi siswa pada materi tersebut masih rendah, terbukti dari hasil belajar siswa atau nilai tes formatif yang diperoleh ternyata masih jauh dari harapan. Penulis mendapatkan data perolehan hasil belajar pada pra Siklus dari jumlah siswa kelas VI sebanyak 34 siswa, rata-rata yang diperoleh 57,65 dan hanya 16 siswa yang dapat memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) belajar (47%).
Dari fakta yang diperoleh tersebut, maka penulis mendapatkan catatan-catatan dari supervisor 2 dan masukan dari teman sejawat untuk mengidentifikasi masalah, dan terungkap beberapa masalah yang terjadi selama pembelajaran berlangsung pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Antara lain sebagai berikut :
a. Siswa kurang konsentrasi terhadap penjelasan guru;
b. Kurangnya peserta didik yang mengajukan pertanyaan;
c. Siswa banyak yang belum memahami materi pelajaran;
d. Siswa banyak yang mengobrol dan mengganggu siswa lainnya.
2. Analisis Masalah
Melalui refleksi dan hasil pembelajaran, serta masukan-masukan baik dari supervisor 2 maupun dari teman sejawat, masalah pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tersebut analisis masalahnya adalah sebagai berikut :
a. Guru tidak menyebutkan tujuan pembelajaran;
b. Guru kurang mengajukan pertanyaan kepada siswa yang pasif;
c. Guru dalam menyampaikan materi tidak secara sistematis;
d. Guru tidak menggunakan media/alat peraga yang relevan;
e. Guru kurang menggunakan metode yang bervariatif;
f. Guru terlalu banyak berceramah.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Masalah yang terjadi dalam proses kegiatan belajar mengajar pada siswa kelas VI SDN Patrol Lor II, perlu dicari solusi dan pemecahan masalahnya. Dari hasil identifikasi masalah dan analisis masalah yang menjadi prioritas masalah adalah penggunaan metode yang monoton dan tidak menggunakan media atau alat peraga yang menarik, sehingga siswa kurang konsentrasi menerima penjelasan guru dan motivasi untuk belajar sangat rendah.
Oleh karena itu penulis mencoba memecahkan permasalahan tersebut dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada proses kegiatan belajar mengajar yang akan menggunakan metode yang bervariasi dan menyenangkan, menggunakan media yang menarik berupa gambar berwarna dalam pembelajaran IPA tentang perkembangbiakan hewan.
B. Rumusan Masalah
Rendahnya rerata dalam hasil belajar siswa dan masih banyaknya siswa yang belum tuntas pada pembelajaran IPA tentang Cara Perkembangbiakan Pada Hewan di kelas VI semester I SDN Patrol Lor II. Hal itu dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni kemampuan professional guru, kemampuan siswa, sarana dan prasarana, penggunaan media dan alat peraga, penggunaan metode yang tidak bervariasi dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu perlu di upayakan adanya peningkatan hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa dengan mengoptimalkan penggunaan media/alat peraga dan metode yang bervariasi dalam proses belajar mengajar.
Untuk lebih mengarahkan pembahasan permasalahan perbaikan dan penelitian, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :
“Bagaimana penggunaan metode yang bervariasi dengan media gambar dalam pembelajaran Cara Perkembangbiakan pada Hewan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SDN Patrol Lor II?”.
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berkaitan dengan permasalahan di atas penulis perlu untuk melaksanakan usaha perbaikan pembelajaran yang mendasar, dengan tujuan:
Memperoleh gambaran yang jelas tentang penggunaan metode yang bervariasi dan media gambar untuk meningkatkan ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran IPA, pada materi Cara Perkembangbiakan pada Hewan.
D. Manfaat Penilaian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini bermanfaat cukup besar, baik bagi guru, siswa maupun bagi sekolah.
1. Manfaat bagi guru
Bagi guru penilitian mempunyai beberapa manfaat sebagai berikut :
a. Membantu guru memperbaiki pembelajaran yang di kelolanya.
b. Meningkatkan rasa percaya diri guru.
c. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.
d. Memberikan pengalaman yang sangat berharga dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Manfaat bagi siswa
a. Penelitian bermanfaat untuk meningkatkan hasil/proses belajar siswa.
b. Dapat menumbuhkan sifat positif siswa terhadap pembelajaran.
c. Dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa.
3. Manfaat bagi sekolah
a. Penelitian membantu sekolah untuk berkembang, karena adanya peningkatan/kemajuan pada diri guru dan pendidikan di sekolah tersebut.
b. Dijadikan percontohan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
Selengkapnya Download Disini